Nenri Gusni

Guru di SMAN Unggul Dharmasraya Sumatera Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dunia tidak Selebar Daun Kelor, jangan Seperti Katak dalam Tempurung
Dunia tidak selebar Daun Kelor #Tantangan Hari keenam

Dunia tidak Selebar Daun Kelor, jangan Seperti Katak dalam Tempurung

Dunia tidak Selebar Daun Kelor, jangan Seperti Katak dalam Tempurung

Agaknya pepatah lama ini sangat relevan dengan situasi saat ini. Yaitu di saat dunia dilanda pandemi covid-19. Semanjak Work From Hom (WFH) atau bekerja dari rumah dan belajar dari rumah dianjurkan pemerintah, banyak cara yang bisa dilakukan. Bagi sebagian orang, tentu hal ini merupakan ancaman atau malah sebuah ketidakberdayaan.

Sebenarnya pandemi yang melanda negeri berbanding lurus dengan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi. Seperti maraknya penggunaan Android dan internet adalah hal yang sangat memudahkan bagi kita. Jika kita bisa memanfaatkan, hanya sebagian kecil terkena dampak yang paling parah.

Salah satu contoh di bidang kuliner. Jika bisa memanfaatkan peluang, anjuran pemerintah ‘boleh buka asal tidak makan di tempat’ juga memudahkan pengusaha kuliner. Cara terbaik adalah memanfaatkan media sosial. Informasikan dan promosikan usaha yang dibuat tersebut, sehingga tidak hanya pelanggan yang biasa belanja saja yang mengetahui usaha kita, tetapi semua orang jadi mengetahui bahwa usaha yang kita geluti tetap jalan. Hal seperti ini banyak dilakukan oleh teman saya. Seperti bu Epi. Beliau seorang guru Sekolah Dasar di sebuah yayasan di Dharmasraya. Suaminya biasanya berjualan bakso bakar yang mangkal di simpang lampu merah di daerah Sikabau. Karena diterapkannya PSBB di Dharmasraya, suami bu Epi tidak bisa berjualan lagi. Bu Epi tidak patah semangat, beliau melakukan promosi jualan di semua Media Sosial yang ada. Mulai Facebook, Instagram dan Watsap. Tidak itu saja, buk Epi juga memberikan kemudahan kepada pembeli dengan cara pembeli hanya menunggu di rumah dan buk Epi mengantarkan ke rumah masing-masing pembeli tanpa dipungut lagi ongkos kirim. Jika jaraknya dekat, bisa membeli satu bungkus saja. Jika alamat sipembeli agak jauh, buk Epi membatasi pembelian minimal 2 bungkus. Kiat yang dilakukan buk Epi tersebut, membuat suaminya banjir order. PSBB tidak terasa lagi dampaknya bagi suami bu Epi. Dan dapur tetap bisa mengepulkan asap. Di saat orang lain mengikis tabungannya sedikit demi sedikit, bu Epi malah bisa menabung walaupun sedikit-sedikit.

Dari segi pendidikan. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh gruru dalam memberikan pengetahuan kepada siswanya. Siswa tidak hanya melulu diberi tugas meringkas, mengerjakan soal, dan perintah-perintah lainnya. Namun, banyak kiat yang bisa dilakukan oleh guru agar siswa dan guru tetap bisa bertatap muka. Cara yang banyak dilakukan adalah melalui video call/vicall menggunakan whatsAap. Saat ini whatsApp telah bisa melakukan vicall lebih dari 10 orang. Mungkin cara termudah membagi kelas adalah dipisahkan antara siswa laki-laki dengan perempuan. Jadi waktu yang 90 menit tatap muka bibagi dua. 45 menit pertama tatap muka vicall dengan siswa perempuan, sementara siswa laki-laki mungkin memahami materi pelajaran terlebih dahulu yang indikatornya telah disampaikan oleh guru di grup whatsapp tersebut. Selanjutnya 45 berikutnya vicall dilakukan khusus untuk siswa laki-laki, sementara siswa perempuan melanjutkan memahami materi yang telah disampaikan. Itu bagi siswanya genap 20 dan jumlah antara laki-laki dan perempuannya juga berimbang. Jika siswanya lebih dari 20, atau jumlah laki-laki dan perempuan tidak seimbang, silakan guru yang bersangkutan mensiasati seperti apa solusinya, agar semua bisa dipantau dan dilihat saat vicall. Jadi siswa merasa guru-guru memang serius melayani mereka di masa pandemi ini.

Cara lain selain vicall di grup Wa, memakai aplikasi zoom meeting yang banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga yang sering mengadakan webinar daring. Untuk pertemuan dengan zoom bisa dilakukan kurang lebih 500 peserta. Jadi sangat memungkinkan kita melakukan pembelajaran dengan siswa menggunakan zoom ini.

Saya terkesan sekali dengan tetangga saya yang melakukan silaturahmi hari raya sekeluarga dengan zoom meeting. Mereka sungkeman dengan orang tua, kakak, adik, paman dan keluarga yang lainnya hanya melalui zoom. Mereka hanya menggunakan android. Tidak harus laptop atau note book. Keluarga mereka berpencar di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang di Jakarta, Bogor, Lampung, sulawesi, Padang dan di Dharmasraya. Mereka seolah-olah bertemu lebaran seperti biasa. Mereka bahagia bisa bertatap muka walau hanya melalui video.

Saat ujian semester berlangsungpun, banyak cara yang bisa kita lakukan agar kita tidak dikatakan seperti katak dalam tempurung. Berteriak sendiri seolah-olah kita yang besar. Sementara di dunia luar sangat banyak yang bisa kita jadikan pelajaran untuk mengikuti perkembangan zaman. Rasanya tidak ada lagi sekolah yang melaksanakan ujian smeester secara manual. Semua telah melaksanakan ujian daring. Terutama bagi sekolah yang berada di kota. Baik kota besar maupun kota kecil seperti kota kabupaten atau kecamatan. Banyak aplikasi yang ditawarkan oleh google, tinggal bagaimana kita mempelajari secara otodidak. Semua panduan sudah diberikan, baik secara tertulis di website, maupun secara audio visual di youtube.

Sebagai guru kreatif yang ingin kemajuan di segala bidang, mempelajari teknologi tidaklah sulit. Yang penting mau belajar, mau membaca dan mendengar, serta mau mencoba. Tidak ada yang mustahil asal dilakukan dengan sungguh-sungguh. Toh, dunia tidak selebar daun kelor, jangan sepeti katak dalam tempurung.

Untuk hal ini saya juga terkesan dengan seorang teman. Awalnya dia hanya menanggap dirinya kepompong yang hendak jadi kupu-kupu. Dia baru memulai rencana menulis sebuah buku sementara yang lain sudah meluncurkan buku di moment peringatan hari guru nasional. Hanya beberapa bulan setelah itu, sang kepompong telah jadi kupu-kupu raksasa yang terbang ke Korea sebagai wakil Indonesia pada pertukaran Guru Pembelajar. Sebelum berangkat bukunya juga sudah terbit. Beliau bernama Ike Fitri Wardani, seorang Guru Matematika di SMAN 1 Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Tiga bulan lebih kurang beliau berada di Korea. Sesampai di tanah air lagi, beliau tetap mengupgreat ilmu dengan banyak mengikuti seminar dan pelatihan daring. Apalagi selama pandemi. Tidak terhitung sertifikat dan piagam penghargaan yang beliau dapatkan.

Namun untuk bisa belajar, bertemu, dan ujian secara daring, yang paling penting adalah guru dan siswa punya android dan punya paket internet. Jika kedua itu tidak ada, hal di atas mustahil bisa dilakukan.

Taman Sari, 06 Juni 2020

#Tantangan hari keenam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus tulisan ini, Bu Nenri. Sesuai banget dengan kondisi kita saat ini.

08 Jun
Balas

Bener pak, tapi masih ada yang seperti katak dalam tempurung

09 Jun

cakepppppppppppp

07 Jun
Balas

Terimakasih pak. Sudah mampir.

07 Jun

Keren tulisan inen. Mantap. Renyah dan gurih bak karupuak sanjai....

07 Jun
Balas

Hhmmm, Mincik bisa aja.. masih belajar kok un

07 Jun

Sayur daun kelor itu segar dan banyak faedah ... hehehe

09 Jun
Balas

Iya Bun, daun kelor untuk obat

09 Jun

Enak juga disayur bening

09 Jun

Keren bu. Sanngat menginspirasi sekali. Dwngan teknoligi apapun bisa dilakukan.

07 Jun
Balas

Iya Bu. Terimakasih. Salam literasi

07 Jun

mantap. salam untuk pak Syukri ya buk. dari sahabatnya Kasbi di SMAN 1 Padang Panjang.

07 Jun
Balas

Waalaikumsalam, iya pak, nanti disampaikan, terimakasih sudah mampir..

07 Jun

Daun kelor asli adanya ya. Hehe

08 Jun
Balas

iya, bun.. itu daun kelornya yang di foto. ada dua batang di rumah saya

08 Jun

Keren menewen

07 Jun
Balas

Terimakasih buk. Hehehe

07 Jun

Mantab,Bu. Ayoo lanjoottt...

08 Jun
Balas

Iya buk cicik, mari gandengan

09 Jun

Bagus bagus tulisan ibu lho

08 Jun
Balas

Belum Bun, masih tertatih

09 Jun

Banyak khasiat nya

08 Jun
Balas

Betul

09 Jun

Betul itu buk

15 Jun
Balas

Mksh

15 Jul

Bagus tulisan nya buk

16 Jun
Balas

Mksh

15 Jul



search

New Post